Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), Jakarta, menyimpan naskah mushaf yang tidak sedikit. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang disunting oleh T.E. Behrend (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan École française d’Extrême-Orient, 1998) menyebutkan adanya 65 Al-Qur'an di PNRI, di samping teks lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an yaitu petikan-petikan Al-Qur'an seperti Juz Amma, Surah Yasin, Surah al-Kahf, dan lain-lain (berjumlah 15 naskah); karya-karya tafsir Al-Qur'an, termasuk Tarjumān al-Mustafīd, Tafsīr al-Jalālain, dan Tafsīr al-Bagāwī (berjumlah 26 naskah); dan ilmu-ilmu Al-Qur'an seperti tajwid, qiraat, dan lain-lain (berjumlah 22 naskah). Dalam daftar naskah-naskah tersebut katalog ini mencakup berbagai kumpulan, yaitu Arab (A), Abdurrahman Wahid (AW), J.L.A. Brandes (Br), Von de Wall (W), A.B. Cohen Stuart (CS), Melayu (ML), dan Miscellaneous (M).
Semua naskah mushaf di katalog PNRI berjudul al-Qur’an atau al-Qur’an al-Karim. Naskah dengan judul ini berjumlah 65 buah, yaitu A.46, A.47, A.48, A.49, A.50, A.51a-e, A.52a-k, A.53a-k, A.54a-e, A.205, A.214, A.221, A.265, A.269, A.270, A.271, A.272, A.568a, A.575, A.584, A.600, A.613, A.616, A.618, A.619, A.628, A.630, A.632, A.633, A.635, A.641, A.642, A.645, A.646, A.647, A.648, A.650, A.663, A.680, A.694, A.700, A.733, A.734, A.735, AW.102, AW.104, AW.106, AW.129, AW.4, AW.6, AW.88, AW.91, AW.92, AW.93, AW.94, AW.95, Br.204, M.75x, M.78x, ML.319, ML.542, ML.41, ML.116, ML.290, dan W.278. Namun beberapa di antaranya ternyata bukan naskah mushaf. Naskah ML.41 adalah terjemahan Al-Qur'an tanpa teks ayat. Sedangkan naskah ML.116 adalah terjemahan atau tafsir ringkas Al-Qur'an; teks ayat ditulis dengan warna merah, sedangkan terjemahan ditulis dalam tinta hitam, ditulis secara berlanjut, berselang-seling. Adapun naskah ML.290 bukan Al-Qur'an, tetapi Kitāb as-Sihāh al-Jauharī.
Dalam katalog PNRI, naskah-naskah mushaf dengan judul Al-Qur'an dan Al-Qur'an al-Karim tidak dipilah, antara yang lengkap 30 juz, dan yang hanya berupa petikan beberapa surah. Namun, penelusur naskah akan terbantu dengan keterangan jumlah halaman yang ada, sehingga dapat memperkirakan apakah sebuah naskah mushaf itu lengkap 30 juz atau tidak. Sebuah mushaf lengkap biasanya memiliki halaman sekitar 450 halaman atau lebih. Naskah-naskah dengan judul Al-Qur'an yang memiliki halaman kurang dari jumlah tersebut dapat diperkirakan dengan cepat bukanlah naskah mushaf lengkap. Misalnya, naskah-naskah Al-Qur'an berkode AW (Abdurrahman Wahid), berjumlah 12 naskah, yang semuanya menggunakan kertas kulit kayu. Naskah-naskah yang tampaknya dari khazanah pesantren ini semuanya merupakan petikan Al-Qur'an, pada umumnya bagian awal, dan hanya memiliki halaman sekitar 200 atau kurang. Demikian pula dengan 27 naskah lainnya dalam judul ini, hanyalah merupakan petikan-petikan teks Al-Qur'an yang tidak lengkap.
Keterangan lebih rinci—seperti disarankan oleh T.E. Behrend dalam kata pengantar bukunya—terdapat dalam dua katalog tua khusus naskah-naskah berbahasa Arab. Katalog pertama adalah karya L.W.C. van den Berg & R. Friederich, Codicum Arabicorum in Bibliotheca Societatis Artium et Scientiarum quae Bataviae floret asservatorum catalogum, (Batavia: Bruining et Wijt; Hagae Comitis: M. Nijhoff, 1873), yang memuat naskah-naskah berkode A.1 sampai A.159. Katalog lainnya adalah karya Ph.S. van Ronkel, Supplement to the catalogue of the Arabic manuscripts preserved in the Museum of the Batavia Society of Arts and Sciences, (Batavia: Albrecht, 1913), yang memuat naskah-naskah berkode A.133, dan A.160 sampai A.679.
Kedua katalog ini memuat keterangan naskah-naskah berbahasa Arab lebih rinci, termasuk di dalamnya naskah Al-Qur'an. Naskah-naskah Al-Qur'an dalam katalog van den Berg dimuat dalam “Pars Altera”, bagian kedua katalog ini yang ditulis oleh van den Berg sendiri, yaitu naskah A.46, A.47, A.48, A.49, A.50, A.51a-e, A.52a-k, A.53a-k, A.54a-e. Dalam klasifikasinya, van den Berg menempatkan Al-Qur'an pada urutan pertama di antara cabang-cabang ilmu lain, seperti tafsir, hadis, sejarah, tasawuf, teologi, dan hukum.
Dalam katalog van Ronkel, yang dalam hal pendataan koleksi merupakan kelanjutan dari katalog van den Berg, naskah-naskah yang berkaitan dengan Al-Qur'an (semuanya 71 naskah) disubklasifikasi ke dalam lima kategori, yaitu (1) Al-Qur'an lengkap 30 juz [8 naskah]; (2) petikan-petikan surah [27 naskah]; (3) Al-Qur'an yang disertai terjemahan [2 naskah]; (4) tajwid [9 naskah]; dan (5) tafsir Al-Qur'an [25 naskah]. Katalog ini dengan cepat dapat membantu para penelusur naskah yang berkaitan dengan studi Al-Qur'an, karena klasifikasi dan keterangan yang diuraikannya cukup jelas. Van Ronkel menempatkan klasifikasi yang berkaitan dengan Al-Qur'an ini pada urutan pertama di antara klasifikasi cabang-cabang ilmu lain yaitu hadis, teologi, hukum, sejarah dan biografi, aneka ilmu (sciences), filologi, syair, dan cerita.
Dari naskah-naskah mushaf yang tersimpan di PNRI, di bawah ini akan diuraikan lebih rinci 11 naskah, yaitu A.47, A.49, A.50, A.51a-e, A.52a-k, A.53a-k, A.54a-e, W.278, A.221, A.694, dan Br.204. Pilihan ini karena kesebelas naskah tersebut merupakan naskah dengan kondisi paling baik, dan lengkap 30 juz.
Deskripsi
Berikut adalah deskripsi masing-masing dari kesebelas naskah koleksi PNRI, yaitu A.47, A.49, A.50, A.51a-e, A.52a-k, A.53a-k, A.54a-e, W.278, A.221, A.694, dan Br.204.
1. Naskah A.47
Kondisi Naskah A.47 cukup baik, lengkap 30 juz. Bahan yang digunakannya adalah kertas Eropa, dengan cap kertas “Pro Patria”. Di bagian bawah gambar terdapat huruf “B”, dan cap tandingannya adalah “Blauw & Briel”. Churchill (1935: 13) memberikan keterangan bahwa kertas dengan cap tandingan tersebut diproduksi di Belanda, antara tahun 1724—1825. Naskah ini tidak mempunyai kolofon. Namun, melalui keterangan cap tandingan tersebut, diperkirakan mushaf A.47 dibuat pada sekitar dasawarsa ketiga abad ke-18 sampai dengan paruh pertama abad ke-19.
Tebal naskah 552 halaman; ukuran 30 x 20 cm. Jumlah baris pada halaman 3—550 adalah 15 baris, sedangkan pada halaman beriluminasi 7 baris. Ukuran bidang teks pada halaman 3—550 adalah 20 x 11,5 cm., sedangkan pada halaman beriluminasi 6,2 x 4,8 cm. Naskah ini hanya memuat teks Al-Qur'an, lengkap 30 juz, dan tidak memuat doa atau teks lain di bagian awal dan akhir mushaf. Penataan teks mushaf ini terlihat baik dan terencana, yaitu setiap permulaan juz terletak di halaman baru. Pola iluminasi awal dan akhir mushaf berbeda, keduanya dikerjakan dengan ketelitian yang tinggi. Tidak ada keterangan mengenai asal mushaf ini. Berdasarkan gaya iluminasinya, Annabel Teh Gallop, peneliti naskah Nusantara, memperkirakan bahwa naskah A.47 berasal dari Riau.
2. Naskah A.49
Kondisi mushaf A.49 dapat dikatakan masih sangat baik. Bahan yang digunakan adalah kertas Eropa. Ukuran sampul dan halaman 29 x 21 cm.; jumlah halaman 1001. Ukuran bidang teks 22 x 11 cm., dengan teks 13 baris, kecuali halaman dengan iluminasi khusus pada awal dan akhir mushaf, bidang teksnya berukuran 8,5 x 4 cm., dengan teks 7 baris. Pada akhir mushaf terdapat doa khatam Al-Qur'an, 11 halaman. Kolofon di akhir mushaf menunjukkan bahwa mushaf ini selesai ditulis pada Sya’ban 1143 H (1731 M). Usia mushaf ini termasuk tua, mengingat pada umumnya naskah-naskah Nusantara berasal dari abad ke-19. Nama penulisnya, dalam kolofon bergaya Sikastah, sangat disayangkan, tidak terbaca dengan jelas.
Naskah ini terasa istimewa dengan iluminasi di awal dan akhir mushaf. Warna dominan yang digunakannya adalah coklat dan hitam, dengan penggarapan detail yang baik. Tidak ada keterangan mengenai asal mushaf ini. Namun, melihat iluminasinya, diduga berasal dari Ternate, atau paling tidak wilayah Indonesia Timur, karena ada kemiripan dengan iluminasi mushaf dari Ternate, Samarinda, Sulawesi Selatan, dan Bima. Khususnya dengan mushaf dari Ternate, kemiripannya sangat dekat, bahkan dapat dikatakan sama.
3. Naskah A.50
Naskah ini masih lengkap, 30 juz, dengan kondisi cukup baik, meskipun sebagian berlubang. Ukuran sampul dan halaman 31 x 23 cm, dengan bidang teks 27 x 14 cm. Jumlah halaman 439, masing-masing 17 baris, kecuali halaman awal (Surah al-Fatihah dan awal Surah al-Baqarah) 7 baris, dengan ukuran bidang tulis yang jauh lebih kecil, 11 x 6,5 cm. Kertas yang digunakan licin dan tipis, berbeda dari umumnya kertas Eropa. Permukaan yang ditulis pada awalnya hanya satu muka, yang kemudian dilengketkan dengan halaman berikutnya, sehingga menjadi lembaran dengan tulisan bolak-balik. Qirā’āt sab‘ah ditulis lengkap, pada setiap halaman, di sebelah kanan dan kiri halaman.
Setiap lembar berlatarkan emas dalam motif bunga, yang tampaknya dilukis dengan teknik cap atau sablon. Latar emas ini benar-benar berpengaruh kuat, sehingga menjadikan mushaf ini tampak mewah dan mengesankan. Semua kata “Allah” ditulis merah, semakin menambah kemewahan Al-Qur'an ini. Di halaman depan terdapat kolofon yang menjelaskan bahwa mushaf ini milik Sultan Banten Muhammad ‘Ali ad-Din ibn Sultan Muhammad ‘Arif. Namun tidak ada petunjuk angka tahun penulisannya.
4. Naskah A.51a-e
Naskah ini terdiri atas lima jilid, masing-masing jilid berisi enam juz. Kondisi naskah kurang baik, karena kertas telah cukup parah dimakan tinta. Banyak bagian yang sudah tidak terbaca. Ukuran sampul 31 x 20 cm., dan ukuran halaman 30,5 x 19,5 cm. Jumlah halaman masing-masing jilid, [a] 496, [b] 643, [c] 608, [d] 601, dan [e] 691 halaman.
Di sela-sela teks Al-Qur'an terdapat terjemahan dalam bahasa Melayu. Terjemahan ditulis dengan diakritik (harakat) lengkap, terdiri atas satu atau dua baris. Teks Al-Qur'an ditulis dalam gaya Naskhī mirip Mu¥aqqaq, sedangkan terjemahan ditulis dalam gaya Fārisī, suatu gaya yang sering dipakai untuk menulis tulisan Jawi. Tanda-tanda tajwid dan juz ditulis dengan tinta merah, sedang tanda-tanda ayat berbentuk bundaran berwarna emas. Tidak ada keterangan mengenai asal naskah ini. Namun, melihat karakter hurufnya, diperkirakan naskah ini berasal dari Banten.
Pada permulaan juz empat, naskah ini memiliki hiasan yang sangat indah. Hiasan semacam itu terdapat pada setiap tiga juz, dan setiap halaman diberi bingkai yang indah, dengan komposisi warna (dari garis dalam) merah-merah-hitam-emas-hitam. Hiasan pada permulaan juz digarap dengan ketelitian yang sangat tinggi, mengingatkan pada ketelitian iluminasi mushaf-mushaf dari Persia. Dari segi bentuk, pada dasarnya agak sederhana, dengan hiasan floral bermotif mahkota, berlatar emas. Namun kejelian dan ketelitian penggarapannya benar-benar mengagumkan.
5. Naskah A.52a-k
Naskah mushaf ini terdiri atas sepuluh jilid, masing-masing jilid memuat tiga juz. Setiap jilid diberi kode huruf [a] sampai dengan [k], kecuali huruf [i]. Ukuran naskah ini cukup besar, sampul dan halaman berukuran 53 x 37 cm. Bidang teks berukuran 45 x 25 cm., masing-masing 17 baris. Setiap jilid setebal kurang lebih 1 cm., dengan jumlah halaman masing-masing jilid, [a] 58, [b] 64, [c] 63, [d] 63, [e] 59, [f] 59, [g] 62, [h] 59, [i] 61, dan [k] 65 halaman.
Kondisi naskah cukup baik. Adapun cap kertasnya Strasbourg Lily dalam perisai bermahkota, dengan huruf LVG di bawahnya; cap tandingannya IHS. Sebuah salib menonjol ke atas dari garis lintang di tengah huruf H, dengan kata J Villedary di bawahnya. (Lihat Churchill 1935, no. 538). Tidak ada keterangan mengenai tahun penyalinan naskah ini. Namun, menilik cap kertasnya, naskah ini diperkirakan disalin pada sekitar pertengahan sampai akhir abad ke-18.
Kata “Allah” ditulis dengan tinta merah, dan tanda-tanda baca juz’, ni¡f, £umun, dan rubu‘ ditulis dengan tinta emas. Halaman awal mushaf yang diistimewakan dalam naskah ini adalah Surah al-Fatihah, ditulis di halaman sebelah kanan dan kiri―tidak seperti biasanya, yang digabung dengan awal Surah al-Baqarah. Reka letaknya pun khas, yaitu dalam bentuk segi empat wajik.
Di sebelah kanan dan kiri setiap halaman terdapat keterangan qiraat sab‘ah, yang ditulis dengan komposisi tertentu, menyilang, sehingga tampak rapi dan terencana sedemikian rupa. Tidak ada keterangan mengenai asal naskah ini. Namun, melihat karakter hurufnya, diduga kuat berasal dari Banten.
6. Naskah A.53a-k
Naskah ini mirip dengan naskah A.52 di atas, terdiri atas sepuluh jilid, masing-masing jilid memuat tiga juz. Setiap jilid diberi kode huruf [a] sampai dengan [k], kecuali huruf [i]. Ukuran naskah ini cukup besar, sampul dan halaman berukuran 47,5 x 33 cm. Bidang teks berukuran 44 x 24,5 cm., masing-masing 17 baris. Setiap jilid setebal kurang lebih 1 cm., dengan jumlah halaman masing-masing jilid, [a] 62, [b] 60, [c] 60, [d] 60, [e] 60, [f] 60, [g] 60, [h] 60, [i] 60, dan [k] 66 halaman. Kondisi naskah cukup baik. Tidak ada keterangan mengenai tahun penyalinan naskah ini.
Kata “Allah” ditulis dengan tinta merah, demikian pula tanda-tanda baca ni¡f, £umun, rubu‘, dan maqra’ ditulis dengan tinta merah di bagian pias halaman. Kaligrafi teks Al-Qur'annya dapat dikatakan sama dengan naskah A.52, bergaya Naskhī mirip Mu¥aqqaq.
Di halaman depan naskah ini, sebelum Surah al-Fatihah, terdapat tabel para imam qiraat, dengan kode huruf masing-masing. Tabel ini tentu dimaksudkan sebagai pedoman bagi pembaca mushaf ini yang menyertakan ragam qiraat secara rinci. Surah al-Fatihah ditulis di halaman sebelah kanan dan kiri―tidak seperti biasanya, ditulis di sebelah kanan, digabung dengan awal Surah al-Baqarah di sebelah kiri. Tata letak penulisannya dalam bentuk segi empat kecil, dikitari keterangan ragam qirā’āt sab‘ah.
Di sebelah kanan dan kiri setiap halaman terdapat keterangan qirā’āt sab‘ah, yang ditulis dengan komposisi menyilang, sehingga tampak rapi. Di akhir naskah terdapat doa khatam Al-Qur'an Imam Nawawi. Di antara baris-baris doa tersebut terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa yang ditulis dengan gaya tulisan Fārisī berharakat. Tidak ada keterangan mengenai asal naskah ini. Namun, melihat karakter hurufnya, sama dengan naskah A.52, diduga kuat berasal dari Banten.
7. Naskah A.54a-e (terjemahan bahasa Jawa)
Naskah ini terdiri atas lima jilid, masing-masing jilid berisi enam juz. Kondisi naskah masih cukup baik. Tulisan terbaca dengan jelas, hanya saja beberapa bagian terpotong, karena proses penjilidan. Naskah ini termasuk besar, sampul dan halaman berukuran 50,5 x 36 cm. Bidang teks berukuran 43 x 24 cm. Jumlah halaman masing-masing jilid, [a] 346, [b] 355, [c] 242, [d] 332, dan [e] 306 halaman, tebal setiap jilid sekitar 4 cm. Bahan kertas Eropa tebal; tidak ada cap kertas.
Di sela-sela teks Al-Qur'an yang ditulis dengan tinta merah terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa yang ditulis dengan tinta hitam. Komposisi penulisan teks Al-Qur'an mengikuti terjemahannya, sehingga kadang-kadang terlihat berspasi sangat renggang. Teks Al-Qur'an ditulis dalam gaya Naskhī mirip Mu¥aqqaq. Terjemahan ditulis dengan gaya tulisan yang sama, dan berharakat lengkap.
Tanda-tanda tajwid dan juz ditulis dengan tinta merah, sedang tanda-tanda ayat berbentuk bundaran berwarna kuning, dengan enam titik kecil di pinggirnya, berwarna hijau dan merah. Naskah ini sangat lengkap, karena di samping adanya terjemahan dan tanda tajwid, dilengkapi pula dengan ragam qirā’āt sab‘ah. Tidak ada keterangan mengenai asal naskah. Namun, melihat karakter hurufnya, dapat diduga kuat berasal dari Banten.
8. Naskah W.278
Naskah yang masuk dalam koleksi Von der Wall ini lengkap 30 juz, dengan kondisi baik. Tulisan dapat terbaca jelas. Ditulis dengan tinta hitam, kecuali kata Allāh dan bagian-bagian tertentu seperti rubu‘, nisf, sajdah dan maqra’ ditulis dengan tinta merah. Ukuran sampul dan halaman 35 x 23,5 cm, dan ukuran bidang teks 23 x 13 cm. Jumlah halaman 379, masing-masing halaman 13 baris, kecuali halaman awal (Surah al-Fatihah dan awal Surah al-Baqarah) 9 baris, dengan ukuran bidang tulis yang jauh lebih kecil, 16 x 7 cm. Tanda-tanda ayat berupa bundaran kuning, dengan garis lingkar (outline) hitam. Kertas yang digunakan adalah kertas Eropa.
Kaligrafi naskah W.278 tampak konstan dari awal hingga akhir, menunjukkan bahwa naskah ini ditulis oleh satu orang. Gaya tulisan yang digunakannya adalah Naskhī dengan pengaruh kuat Naskhī Persia atau India. Tidak ada keterangan mengenai asal naskah. Namun, melihat karakter hurufnya, dapat diduga kuat berasal dari Banten.
9. Naskah A.221
Kondisi mushaf A.221 cukup baik. Bahan yang digunakan adalah kertas Eropa. Ukuran sampul 32 x 22 cm, ukuran halaman 31 x 21 cm, dan ukuran bidang teks 20,5 x 12 cm. Ditulis dengan tinta hitam, dan bagian tertentu dengan warna merah. Jumlah halaman 597, dengan teks 15 baris, kecuali halaman dengan iluminasi khusus pada awal, tengah, dan akhir mushaf, dengan teks 7 baris. Dijilid dengan karton tebal berlapis kertas lurik berwarna hijau.
Gaya kaligrafi pada teks Al-Qur'an tampak tidak terlalu istimewa, dengan gaya Naskhī sederhana. Tulisan konstan, dari awal hingga akhir mushaf, yang mengesankan bahwa naskah ini ditulis oleh satu orang.
Naskah A.221 ini terasa istimewa dengan iluminasi pada awal, tengah, dan akhir mushaf. Warna dominan yang digunakannya adalah merah, kuning, dan hitam, dengan penggarapan detail cukup baik. Kepala surah ditulis dengan teknik negatif, dengan diblok, demikian pula beberapa bagian iluminasi yang lain. Tidak ada kolofon yang menjelaskan mengenai asal mushaf ini. Namun, melihat pola iluminasinya, dengan mudah kita dapat mengenali bahwa mushaf ini berasal dari Aceh.
10. Naskah A.694
Kondisi mushaf A.694 cukup baik. Bahan yang digunakan adalah kertas Eropa. Ukuran sampul dan halaman isi 32 x 22 cm, sementara ukuran bidang teks 21 x 12 cm. Ditulis dengan tinta hitam, dan bagian tertentu dengan warna merah. Jumlah halaman 716, tebal 7 cm. Jumlah baris tulisan 15 baris, kecuali halaman dengan iluminasi khusus pada awal, tengah, dan akhir mushaf. Kolofon di bagian depan, dalam tulisan Latin, terbaca “Dihadiahkan oleh si empunya pada bulan Jumadil Akhir tahun 1257 [1841] di Aceh.”
Teks Al-Qur'an ditulis dengan gaya Naskhī. Tulisan konstan, dari awal hingga akhir mushaf, yang mengesankan bahwa naskah ini ditulis oleh satu orang. Ada ayat-ayat tertentu yang diberi catatan qirā’āt sab‘ah di pinggir halaman. Catatan qiraat ini tidak lengkap sebagaimana beberapa mushaf dari Banten.
Naskah A.694 ini terasa istimewa dengan iluminasi pada awal, tengah, dan akhir mushaf. Warna dominan yang digunakannya, seperti pada umumnya naskah-naskah Aceh, adalah merah, kuning, dan hitam, dengan penggarapan detail cukup baik. Melihat pola iluminasinya, dengan mudah kita dapat mengenali bahwa mushaf ini berasal dari Aceh. Iluminasi naskah-naskah Aceh, baik untuk Al-Qur'an maupun teks-teks keagamaan, meskipun mempunyai detail hiasan yang beragam, namun pola pokok dan warna yang dipakai relatif seragam dan mudah dikenali.
Iluminasi dalam mushaf ini terdapat di awal, tengah, dan akhir mushaf. Sebelum iluminasi juz ke-16 terdapat iluminasi tunggal sisa ayat akhir juz 15, dan hal yang sama juga terdapat pada Surah al-Ikhlā¡, sebelum iluminasi Surah al-Falaq dan an-Nās. Hiasan setiap permulaan juz terdapat di samping kiri atau kanan teks. Hiasan tersebut pada setiap juz berbeda-beda, memberikan kesan artistik yang sangat kaya.
11. Naskah Br.204
Kondisi mushaf Br.204 cukup baik. Bahan yang digunakan adalah kertas Eropa. Naskah ini berukuran kecil, 21 x 14,5 cm. Ditulis dengan tinta hitam, dan bagian tertentu dengan warna merah. Jumlah halaman 422, dengan teks 13 baris, kecuali halaman dengan iluminasi khusus pada awal, tengah, dan akhir mushaf, dengan teks 7 baris.
Gaya kaligrafi teks Al-Qur'an yang digunakan adalah Naskhī sederhana. Tulisan konstan, dari awal hingga akhir mushaf, mengesankan bahwa naskah ini ditulis oleh satu orang. Pada akhir mushaf terdapat doa berjudul “Inilah doa khatam Al-Qur'an”.
Naskah Br.204 memuat iluminasi pada awal dan tengah mushaf, dan tidak ada iluminasi pada akhir mushaf sebagaimana biasanya. Warna dominan yang digunakannya adalah merah, kuning, dan hitam, dengan penggarapan detail cukup baik. Tidak ada kolofon yang menjelaskan mengenai asal mushaf ini. Namun, melihat iluminasinya, dengan mudah kita dapat mengenali bahwa mushaf ini berasal dari Aceh. *
[Tulisan ini merupakan cuplikan tesis, dengan penyesuaian di sana sini].